Minggu, 02 Juni 2013

Censor Nowadays

Kali ini saya akan mencoba mengeluarkan opini dan unek-unek saya mengenai pensensoran di Indonesia, terutama di film dan di televisi nasional Indonesia. Saya baru menyadari bahwa akhir-akhir ini ada sesuatu yang aneh saat saya menonton film Hollywood di salah satu televisi nasional.
Seperti ada sesuatu hal yang sangat janggal dan kurang enak dipandang, yaitu pensensoran terhadap rokok, iya rokok, menurut saya ini sedikit aneh, mengapa rokok juga harus disensor? Apakah rokok dapat mengundang nafsu syahwat ketika dilihat? Apakah rokok mengandung suatu kekerasan? Sehingga rokok pun harus disensor. 
Hal ini tidak masuk di akal dan logika saya, saya semakin merasa bahwa orang-orang di KPI itu semakin bodoh saja (no offense ya Pak, Bu) sehingga tidak bisa membedakan mana yang harus dan tidak harus disensor, ini cuma anggapan saya saja loh yaaa, mungkin ada tujuan dan maksud tertentu mengapa rokok harus disensor dan ini pasti bagus di mata orang-orang KPI tersebut. 
Tapi tetap saja saya masih ngeyel dan ngotot jikalau pensensoran terhadap rokok itu termasuk berlebihan. Gak make sense aja buat saya hehe, mungkin jika ada orang yang bisa menjelaskan kepada saya dengan baik dan berdasarkan bukti-bukti yang nyata saya akan luluh hehe


Gambar diatas merupakan salah satu contohnya

Selain rokok yang disensor ada juga hal lain yang menurut saya tidak perlu disensor juga, yaitu belahan dada wanita hehe, you can call me pervert, but i love to see boobs hehe. Kalau menurut saya sih belahan dada itu tidak perlu disensor selama masih dalam batasannya, nah tapi permasalahannya adalah tidak ada batas aman penampakan dada yang secara resmi. Menurut beberapa orang, belahan sedikit saja sudah melanggar norma, dan beberapa yang lainnya menganggap itu biasa saja, dan saya termasuk golongan yang kedua.
Dan seperti yang sudah kita tahu bahwa film-film dari luar negeri atau Hollywood itu banyak menampilkan sesuatu yang berbau sexy, ya belahan dada merupakan salah satunya. Dan saat film-film tersebut di tampilkan di televisi nasional Indonesia yang kita dapatkan hanya pensensoran yang menurut saya tidak penting dan justru merusak keindahan saja.

Gambar diatas merupakan ilustrasi

Dari pemikiran dan opini saya diatas mungkin banyak orang yang mengira bahwa saya adalah orang yang sangat kontra terhadap pensensoran, tetapi pada kenyataannya saya merupakan orang yang pro terhadap pensensoran, tapi tidak pro begitu saja, saya pro terhadap pensensoran yang penting dan masuk akal buat saya, jangan mensensor hal-hal yang tidak terlalu penting. Dan akan merusak keindahan dari hal yang disensor tersebut. Ya semoga Indonesia tidak berlebihan dalam melakukan pensensoran


Ya sekian dari saya dan pemikiran aneh saya. Wassalam (MLA)

0 komentar:

Posting Komentar