Berbicara mengenai negara dengan
sensor internet paling ketat, pasti kebanyakan orang akan berpikir negara tersebut
adalah Arab Saudi atau negara timur tengah lainnya. Namun faktanya, Arab Saudi
hanya menempati Urutan ke-8 dalam hal keketatan sensor internet(Committee to
Protect Journalists,2012).
Diluar dugaan, negara dengan sensor internet paling ketat di
dunia adalah suatu negara kecil di Afrika bernama Eritrea. Penyensoran di
Eritrea tidak terkait dengan masalah konten internet yang berbau pornografi atau hal-hal semacamnya. Penyensoran internet di Eritrea lebih difokuskan pada
pemusatan informasi di pemerintah atau dengan kata lain, internet “haram” untuk
dikonsumsi masyarakat umum. Pemusatan informasi di tangan pemerintah ini
bertujuan untuk menutupi hal atau berita buruk yang terjadi di pemerintahan
agar masyarakat hanya mengetahui sisi baiknya saja.
Di Eritrea, semua media massa yang beredar adalah milik pemerintah dibawah
arahan dari Kementrian Informasi Eritrea. Wartawan membuat berita dibawah
pengawasan pemerintah. Semua wartawan diarahkan untuk menutupi setiap kejadian
yang dikira dapat mencemarkan nama pemerintah. Tidak jarang wartawan yang
dicurigai membuat informasi tidak benar(menurut pemerintah Eritrea) akan
dijebloskan ke penjara. Sadis memang. Kebebasan pers begitu dikekang di negara tersebut.
Tidak hanya wartawan, masyarakat
pun dibatasi akan penggunaan internet. Hanya segelintir orang tertentu saja
yang dapat mengakses internet. Semua penyedia jasa internet (ISP/Internet Service Provider) harus
terhubung ke EriTel, situs resmi pemerintah yang khusus mengawasi internet di
Eritrea. Tentu saja dengan adanya pengawasan seperti itu, konten-konten
informasi yang ada di internet semuanya berisi hal positif tentang pemerintah.
Selain hal tersebut, saat berbagai negara di belahan dunia lain terus berlomba
memperbarui teknologi internet dan medianya, di Eritrea mobile internet sama sekali
tidak tersedia.
Menanggapi hal tersebut, saya
sendiri merasa kurang setuju dengan perlakuan pemerintah yang sangat membatasi
akses internet bahkan melarang adanya mobile
internet untuk warganya. Pembatasan akses internet tersebut akan menghambat
masyarakat di Eritrea dalam menerima dan mendapatkan informasi serta
pengetahuan yang dapat memajukan masyarakatnya. Ada kesenjangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang besar antara warga Eritrea dan warga di negara lain
yang mendukung kebebasan pengaksesan
internet. Fenomena kesenjangan pengaksesan teknologi itu bisa disebut dengan istilah digital
divide. Oleh karena itu, menurut saya sensor itu penting untuk mengatur apa
yang pantas dipublikasikan dan apa yang tidak pantas karena hal tersebut
menyangkut norma dan etika. Akan tetapi
hendaknya pemerintah Eritrea tidak perlu membatasi atau bahkan melarang
masyarakat untuk mengakses internet karena dari internet lah masyarakat dapat
menerima informasi dan pengetahuan baru yang lebih cepat dan up to date untuk kemajuan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar